Ratings1
Average rating2
Reviews with the most likes.
Saya tidak tahu, tapi dalam terjemahan ini seolah-olah ada sesuatu yang hilang. Cerpen Teka Teki misalnya, tidak saya temukan maknanya. Apa itu sebuah alegori, atau ada hal lain yang ingin diungkapkan, sulit ditebak. Secara keseluruhan, saya tidak begitu gembira dengan apa-apa yang saya temukan di sini. Entah ini terjadi karena terjemahannya yang kurang sempurna, atau karena cerpen yang diterjemahkan memang seperti itu adanya.
Tapi sisi positifnya, usaha penerjemah untuk menerjemahkan cerpen-cerpen dari penulis dunia ini patut diapresiasi. Tidak banyak karya sastra asing yang diterjemahkan dan apalagi diterbitkan akhir-akhir ini.
Tidak semua cerpen di sini tidak saya suka. Ada Republick, karangan Naguib Mahfouz yang secara gamblang mengekspos keabsurdan konsep pemerintahan. Ada Menjelang Fajar, karangan Sartre yang menjadi satu di antara sekian banyak pernyataan tertulisnya tentang eksistensialisme.
Mungkin kali lain, penerjemah perlu lebih selektif dalam memilih karya-karyanya yang akan diterbitkan. Syukur-syukur kalau buku-buku selanjutnya bisa dibuat tematis.