Seperti halnya Gus Dur, esai adalah yang “bukan-bukan”; bukan puisi, bukan karya ilmiah. “Esai di antara puisi di pojok paling kiri dan karya ilmiah di sudut paling kanan,” sebut Zen R. S. dalam sebuah lokakarya menulis esai yang diselenggarakan Indonesia Buku di pojok Alun-Alun Selatan Keraton Yogyakarta pada 2010. Posisi esai lentur. Juga, bahasanya. Longgar, sebut Cak Nun, sekali lagi. Arena bermainnya luas. Mungkin, tipe seorang generalis, jika merujuk pada karakter pikiran khas tertentu. Oleh karena itu, jika esai diandaikan seperti gaya hidup, ia gaya hidup yang tidak linier, penuh kejutan, mencoba-coba seperti coba sana coba sini para perintis usaha, dan tak melupakan kesenangan setelah bekerja sangat keras, adalah gaya hidup seorang esais. Buku ini menampilkan semesta esai dari masa ke masa. Juga, tentu saja, panduan bagaimana menulis esai disertai ratusan contoh dari esai-esai penting yang pernah ditulis penulis Indonesia.
Reviews with the most likes.
There are no reviews for this book. Add yours and it'll show up right here!