Ratings3
Average rating4
This book broke my heart so many times I lost track but it's also strikingly beautiful. Normally I'm not really one for family sagas because I struggle with names, but Abulhawa managed to make it easy somehow.
Every character was beautiful and yet very human and imperfect.
If you're in the market for an utterly devastating but also sweet and hopeful story which doubles as a love letter to family and the Palestinian people this one would be a great pick.
Di Beit Daras, sebuah desa kecil di Palestina, para wanita keluarga Baraka sejak dahulu sudah mengundang decak kagum. Nazmiyeh sangat pemberani dan protektif terhadap adiknya, Mariam, sedangkan ibu mereka, Umi Mahmoud dikenal karena jin yang sering merasukinya dan memberinya kemampuan meramal.
Ketika serbuan Israel memaksa keluarga kecil itu meninggalkan rumah leluhur mereka, hanya Nazmiyeh dan kakak lelakinya yang berhasil sampai ke Gaza. Nazmiyeh bertahan di Gaza, sementara kakak lelakinya pergi ke Amerika. Puluhan tahun kemudian, rumah Nazmiyeh kedatangan seorang gadis muda. Nur, cucu sang kakak, yang melacak jejak keluarga sang kakek demi menemukan akarnya.
Merupakan gabungan realisme magis, drama keluarga dan politik dalam saga tentang wanita-wanita Palestina yang berusaha bertahan hidup di Gaza sebelum dan setelah pendudukan Israel. Penulis mengisahkan saga keluarga yang tercerai berai oleh pendudukan Israel. Sebagai seorang pengungsi Palestina juga, Abulhawa berhasil menggambarkan trauma dan kepiluan rakyat Palestina dalam menghadapi pendudukan. Dan juga memotret keuletan mereka bertahan dalam kondisi serba tertekan. The Blue Between Sky and Water, kisah tentang keluarga, perpisahan dan sakit hati, ketabahan dan keuletan membangun hidup baru di tempat yang serba terbatas.