Signa Farrow, berumur sembilan belas tahun dan telah menjadi yatim piatu sejak bayi. Signa tampaknya tidak bisa mati, meskipun sering bersentuhan dengan kematian sejak kecil.
Dia dibesarkan oleh beberapa wali, semua walinya menemui ajal yang tidak terduga. Kerabat terakhir yang tersisa adalah keluarga Hawthorne, keluarga eksentrik yang tinggal Thorn Grove.
Kepala keluarga Hawthorne, Elijah, kehilangan istrinya, Lilian di sebuah pesta yang melibatkan minuman. Putra sulungnya Percy berjuang untuk mengembalikan reputasi keluarganya yang semakin merosot. Putrinya Blythe, menderita sakit misterius yang sama yang merenggut ibunya. Ketika roh Lilian menemui Signa dan mengatakan bahwa dia diracun, Signa menyadari bahwa Blythe akan menjadi korban berikutnya.
Dengan bantuan makhluk gaib bernama Death (Kematian), Signa harus mengungkap kebenaran sambil menghadapi takdirnya.
Permulaan kisah ini sangat menjanjikan, agak tidak biasa idenya. Namun semakin menuju ke belakang, semakin terasa kurang klik buatku. Untuk teman-teman yang menyukai romantasy, mungkin akan cocok dengan buku ini.
The Inmate mengikuti Brooke Sullivan, seorang perawat praktik yang kembali ke kampung halamannya dan bekerja di penjara dengan keamanan maksimum. Di sana, dia bertemu kembali dengan mantan pacarnya, Shane Nelson, yang dipenjara seumur hidup atas serangkaian pembunuhan brutal—kejahatan yang kesaksiannya membantu menghukumnya.
Buku ini agak berbeda dengan buku2 Freida yang aku baca sebelumnya. Aku merasa Brooke ini terlalu naif dan mudah untuk dimanipulasi. Menuju ke tengah buku ada beberapa elemen plot kurang masuk akal. Pengungkapan di bab akhir pun rasanya semua kebetulan dan perencanaan yang eksekusinya terlalu mudah.
Namun jika kalian penggemar Freida, buku ini tetap layak untuk dibaca.
Never Lie mengikuti pasangan pengantin baru, Tricia dan Ethan, yang terjebak dalam badai salju saat mengunjungi sebuah rumah terpencil yang pernah dimiliki oleh Dr. Adrienne Hale, seorang psikiater terkenal yang menghilang secara misterius beberapa tahun sebelumnya. Selama terjebak di rumah tersebut, Tricia menemukan rekaman sesi terapi Dr. Hale dengan pasien-pasiennya, yang mengungkap rahasia mengejutkan.
Buku kelima Freida yang kubaca dan sejauh ini, menurutku ini yang paling bagus. Masih dengan ciri khasnya, bab-bab pendek yang mudah diikuti, misdirection dari awal buku, dengan plot twist yang sangat tidak terduga. Penyelesaiannya menurutku agak kurang memuaskan, dengan pengungkapan yang tidak terduga tadi.
Aku merekomendasikan novel ini untuk penggemar thriller & misteri.
SIALAN hahaha
Because I don't like the book, because i LOVE the book. Rose & Dimitri are adorable. And Dimitri... ouch where do i begin? He's Russian, the way he call Rose Roza, his personal detail, everything. I don't care if he's a fictional character, i want to marry him...
Ak menyiksa diri sdr dgn membaca seri ini krn cuma 4 buku dr 6 buku seri inii yg sempat diterjemahkan. Ak tau ak bakal galau stlh baca buku keempat, tp ternyata stlh buku pertama pun udh terjadi.
Ketika mulai membaca buku ini memulai dgn dasar cerita yg kuat. Kebetulan aku suka nonton serial Supernatural jadi cerita semacam ini udh familiar. Twist menjelang akhir pun mengejutkan, tidak terduga. Ini salah satu buku yg aku gk baca halaman2 akhir supaya tahu plot twist nya, jadi twist nya gk terduga.
Namun ada bagian yg kurang sreg buatku. Genre buku ini memang bukan romance jadi ada selipan sedikiiiiit saja tapi menurutku gk oke. Mungkin kalo Cas menyukai cewek lain ak akan memberi 4 bintang.
Rating sama seperti buku pertama, 3 bintang artinya so-so saja. Bukannya gk suka juga, cuksuka tapi biasa saja.
Disini Cas, Thomas & Carmel terbang ke Inggris untuk bertemu suatu orde yg membuat athame Cas. Ada tokoh cewek baru & langsung suka sama Jestine.
Endingnya memang seharusnya seperti itu, lebih baik lagi kalo Cas bersama Jestine pada akhirnya...
Seri ini memberikan cerita yg agak berbeda tentang para penyihir. Ada 2 jenis penyihir, penyihir putih & penyihir hitam. Sesuai namanya penyihir putih merasa jadi pihak yg baik sedang pihak yg jahat itu penyihir hitam. Ada pula namanya blasteran (anak penyihir & bukan penyihir/faint) dan bastar (anak penyihir putih & penyihir hitam.
Nathan adlh bastar, seumur hidupnya orang2 mengasumsikan dia hitam karena separuh hitam & kebetulan ayahnya adlh penyihir hitam paling kejam saat itu. Berkali2 mendapat perlakuan tdk adil karena asumsi itu hingga membuat dia hidup di kerangkeng. Dia pernah mendapat petunjuk untuk mencari penyihir bernama Mercury spy dia bisa mendapatkan anugrah di ulang tahunnya ke 17.
Sebenarnya bagus sih, namun sayang ada sempilan konten LGBT sedikit.
Oh dear, buku ini sbnrnya lumayan tp alurnya itu lambat sekali, muter2 kesana kemari gk karuan. Buku 2 ini lumayanlah dibanding yg pertama, krn udh ada penjelasan2 yg perlu kita tahu di buku 1.
Setelah menghapus ingatan Liam, akhirnya alam semesta menuntun Ruby & Liam untuk bertemu lagi, krn insiden kecil antara Cole & Liam, hingga Ruby hrs mencari Liam.
Dan endingnya itu, plot twist nya baru kerasa di bab akhir. Sayang buku 3 nya gk dilanjutin diterjemahkan oleh penerbit pemegang hak terjemahan di Indonesia. Seri ini mau dibuat filmnya, semoga sj si penerbit mau menerbitkan lanjutannya begitu film release...
3 bintang... Aku suka realistic YA, tp yg ini walau plot twist nya agk mengejutkan tp spt drama korea (walau blm pernah nonton drama korea). Romance nya too good to be true & terlalu spt twilight...
Setelah membaca Golden lalu membaca One ini makin menjadi bapernya krn One ini jauh lebih sedih & melibatkan lebih banyak air mata... Mestinya teaser buku ini bunyinya “for your sobbing experience”.
Novel ini berbeda cara penulisannya dgn novel YA lain. Jd teringat sm Shatter Me, awal2 bukunya seperti ini penulisannya, spt prosa namun tetap ada cerita di dlmnya & kita pembaca tetap mengerti apa yg ingin disampaikan penulis. Bedanya di One ini seluruh buku seperti ini.
Ini kisah tentang kembar siam Tippi & Grace yg menyatu mulai pinggul ke bawah. Mereka sdh hidup bersama selama 16 thn dgn kondisi dempet (ingat kembar siam dr Iran??). Karena suatu kondisi yg gawat mereka terpaksa harus dipisahkan. Setelahnya, percaya deh sm ak, siapkan hati & tissue karena akan ada air mata...
5 bintang untuk buku yg membuatku meneteskan air mata...
4,5 actually. Kenapa berkurang 1/2?
Untuk sebuah penutup seri menurutku buku ini okey, kecuali 1 saja yg mengganjal, eh kenapa ada 1 hal yg menggantung ya, di epilog?
Final battle yg sdh diduga antara tim reckoners & pendirinya (mantan), Jonathan Phaedrus yg terkonsumsi oleh kegelapan setelah menggunakan kekuatannya jauh melebihi batas. Cukup mengejutkan sbnrnya apa yg menjadi kelemahan Jon. Lagi2 Mr Sanderson menyelipkan 2 plot twist, 1 lagi siapa sbnrnya si Calamity.
Overall ak sangat suka seri ini, walau ada 1 komplainku diatas hehehe.
Lebih baik dari Beautiful Disaster maupun Walking Disaster, walau tetap biasa saja menurutku. Peruntunganku dgn genre New Adult blm jackpot, tapi selanjutnya mau coba genre ini lagi.
Jacquelin jauh lebih baik dari Abby karakternya, gk plin plan, juga seorang yg cerdas, namun karena baru saja putus dari pacaran setelah 3 tahun dgn Kennedy, her highschool sweetheart, juga alasan kenapa dia kuliah disitu bukannya kuliah di jurusan seni seperti passionya.
Putus ini ternyata jadi blessing in disguise krn malah kenal sama Lucas/Landon yg seksi & misterius. Setelah itu bisa ditebak ceritanya...
4,5 bintang sebenarnya, jauh lebih baik dr buku pertamanya. Di buku kedua ini ada porsi Tristan yg lebih banyak, mengingat di buku 1 porsi Tristan sedikit sekali hingga ak berfikir percuma saja bab diberi judul Cecile & Tristan krn Tristan hanya 20% nya.
Wow..plot twistnya itu yg membuat ak penasaran. Dan misteri siapa yg menyebabkan batu runtuh & kenapa Anushka menjatuhkan kutukan pd bangsa Troll terungkap di bagian akhir buku ini.
Pesannya jangan menyakiti hati wanita & mendorongnya sampai ke ambang batas krn ada pembalasan yg jauh lebih buruk dr kematian...
Sayang buku 3 nya gk dilanjutkan diterjemahkan oleh penerbitnya, pdhl pgn tahu apakah Cecile & Tristan mendapatkan HEA nya.
Balik ke genre dystopia, buku ini alurnya lam bat se ka li. Awalnya sangat membingungkan bacanya, byk sekali cerita & tokoh dan blm sepenuhnya ngerti. Memasuki 70% baru deh terbuka satu-persatu penjelasan apa sih yg mau disampaikan penulis.
Sbnrnya menurutku idenya menarik, di dunia masa depan dimana Amerika Serikat terjangkit wabah yg menimpa anak pre-teen mulai usia 10 hingga 18 thn yg mematikan. Kalaupun ada yg selamat mereka jd mempunyai kekuatan, diklasifikasi ke 5 warna, urutan dr yg plg dianggap bebrahaya : merah, oranye, kuning, hijau & biru. Nah untuk memahami warna2 ini sj ak mesti buka wikia fandom nya the darkest mind hohoho.
Menjelang akhir mulai menikmati buku ini. Tapi kok endingnya kok begitu ya... Sedih aku jadinya...
Walau female protagonist di buku ini remaja 17 thn namun krn ada materi agnostik dan/atau atheist sebaiknya jauhkan buku ini dr anak remaja anda. Dan level kesadisannya jelas2 untuk pembaca dewasa. Serial Criminal Minds sj yg level kesadisan gk sampe spt ini diberi rating R, sedangkan di buku ini euw... ak aj skip membayangkan kesadisannya.
Di ending buku ada potensi romance antara Penryn & Raffe (Raphael). Untunglah ak suka nonton serial Supernatural sehingga gk buta2 amat sm nama2 arcangel yg tersebut disini, spt Gabriel, Michael, Uriel.
Sebenarnya ak menikmati buku ini (diluar content gory serta agnostik dan/atau atheist nya), si pengarang berhasil menyampaikan cerita yg menarik. Namun krn bacaan mengenai fallen angel ku terbatas (hanya seri hush hush) jd ak menganggap buku ini level 4 bintang.
HOW DARE YOU TANTE RICHELLE??????
Kenapa merenggut Rose-Dimitri dari Happily Ever After island???
Ini seperti Star Wars episode II : Revenge of The Sith dimana Anakin memilih the dark side, no happy ending krn itulah awal mula kejatuhan galaksi. Buku ini juga awal kejatuhan hubungan antara Rose & DImitri. Padahal ak selalu menunggu-nunggu scene Rose & Dimitri walau itu hanya scene mereka berlatih bersama.
Kehilangan Dimitri itu benar2 rasa sakit kehilangan Mason 100 kali lipat. Padahal Dimitri udh mulai membuka kemungkinan untuk menyusun masa depan dgn Rose (spoiler : they finally did the do & talking about their possibility to be together in the future).
This hurt so much. Aku sampai melempar buku ke tembok, untungnya bkn ebook ya jd ak gk banting tablet atau smartphone...
I was really struggling to finish this second installment coz it made me bored & sleepy. But i don't like abandon a book, nor abandon the series. Honestly i don't have anything to write the review about this book coz i forgot the story already.
Lanjut buku 3 dimana perlawanan thd maldor dimulai.
Okay, the book isn't as scary as i imagine. Pertemuan kembali antara Rose & Dimitri gk seburuk yg ak bayangkan, tp tetp saja, Dimitri sekarang strigoi (vampir jahat).
Rose mencari Dimitri ke SIberia, kampung halamannya, dan ketika akhirnya mereka bertemu, Dimitri mengungkapkan kenapa dia ke Siberia. Di buku ini juga udh ada bbrp petunjuk (walau masih sangat samar) jika strigoi bisa dikembalikan ke bentuknya semula.
Adrian ternyata adoreable. Hatiku gk sehancur sblmnya melihat Rose & Dimitri hrs terpisah dgn cara tragis, krn Adrian ternyata benar2 tulus menginginkan Rose, & menurutku Adrian manis sekali walau gk sedahsyat Dimitri hehehe.
Ah, tante Richelle, you're breaking my heart into pieces. I suspect some authors have psychopathic mind, they kill off likeable character.
Oh, where do I begin?
1. tante JK killed Sirius in order of the phoenix, Dumbledore in half-blood prince, & Snape in deathly hallows
2. Tante Suzanne killed Finnick in mockingjay
3. Tante Richelle killed (spoiler) Mason.
Despite Rose didn't like Mason the she adore Dimitri but still, his death hurts so much.
Tapi di buku ini krn kematian Mason Dimitri jadi lebih terbuka sama Rose. Gk sabar baca kelanjutannya. Dan aku udh baca spoiler di buku 3 nanti hatiku bakal lebih hancur lagi.
Hancur hancur hancur hatiku....
Di buku kedua ini ada 1 scene yg kuharapkan terjadi, number four & number six kissing, it's inevitable. Mereka mengakui kalau saling menyukai, walau john msh sll memikirkan sarah (ini sgt menyebalkan) & no 6 jg menyukai sam, sahabat john.
Disini mulai dimunculkan no 7 & di akhir cerita, no 9. No 6 bergabung dgn no 7, sedang john/no 4 bergabung dgn no 9.
Masih berharap no 4 & no 6 end up together. Sbnrnya buku ini 5 bintang, lagi2 turun 1 bintang krn kekonyolan john menemui sarah.
Bukannya aku menganggap buku ini gk layak baca, tapi 3 buku dgn masing2 500-600 halaman, semua kerepotan itu hanya untuk kembali ke awal, ketika semua bermula, sebelum Peter & Kate secara gk sengaja terlempar ke masa lalu? Endingnya itu... Sebuah buku bisa kunilai bagus jika endingnya oke. Gk mesti happily ever after dsb sih, walau ada juga buku favoritku yg endingnya gk resume apapun tp setdknya endingnya gk mengulang segala dari awal lagi...
Setelah kecewa dgn buku ke 6 nya, darke, buku terakhir ini malah menurutku alurnya terlalu lambat. Buku2 terdahulul mmg lambat, mengingat buku ini termasuk kategori children book, tp ini kan buku terakhir kok konfliknya terasa datar sekali. Sampe pertengahan buku sampe bertanya2 apa ya konflik atau klimaks untuk buku terakhir ini, biasanya buku terakhir itu temanya final battle yg seru.
Namun buku ini termasuk yg ak suka, yah balik lagi krn buku ini termasuk children book sampe middle grade.
Di buku ke 5 ini ak menetapkan tokoh favoritku no 6 & no 9. Jd ak gk suka no 6 sama sam & sama spt sblmnya gk suka no 4 sm Sarah. Syukurlah John & Sarah terpisah jd gk ada cinta2an gk jelas, walau ada sedikit antara no 6 & sam tp gk dijabarkan panjang spt John & Sarah.
Msh sedih krn no 8 terbunuh scr tdk sengaja tp disini no 8 sempat “pamit” sm no 7. Terkuak jg di akhir buku kelebihan pusaka Ella yg bisa membunuh Setrakus Ra.
Kalo dibandingkan kisah Carlos & Kiara, ak lebih suka kisah Alex & Brittany di buku pertama. Kisah di buku ini juga mirip dgn perfect chemistry, 2 org yg tadinya tdk saling menyukai akhirnya bersama, sangat biasa, namun menurutku lumayan menghiburlah, walau bagusan perfect chemistry.
Seri ini msh berlanjut di Chain Reaction dimana menceritan adik bungsu Fuentes, Luis namun gk sempat diterjemahkan oleh penerbitnya.